KOTA MAGELANG – Ratusan siswa mengikuti kegiatan gerakan ‘Minum Susu Bareng Pak Wali’ di GOR Samapta, kompleks sport center Gelora Sanden, Kota Magelang, Selasa (28/11/2023). Peserta adalah siswa PAUD, TK dan kelas 1 SD se-Kota Magelang.
Gerakan ini merupakan salah satu program Pemerintah Kota (Pemkot) Magelang untuk meningkatkan pemenuhan gizi, khususnya protein, kepada generasi emas. Sehingga diharapkan terbentuk generasi unggul dan berkualitas di masa depan.
Wali Kota Magelang Muchamad Nur Aziz menjelaskan, gerakan minum susu ini merupakan upaya untuk menekan angka stunting dan kemiskinan di wilayahnya. Nantinya, gerakan ini akan dilakukan secara terus-menerus dan berkelanjutan.
“Ini salah satu upaya Pemkot Magelang untuk menurunkan angka stunting dengan minum susu bareng. Akan dilakukan terus-menerus, sudah dianggarkan di APBD Perubahan 2023 ini, nanti akan dilanjutkan sampai APBD penetapan 2024,” jelasnya, usai kegiatan.
Dokter Aziz menyebutkan, gerakan minum susu bareng ini menyasar sekitar 6.000 siswa di Kota Magelang. Nantinya, program ini dilakukan setiap seminggu sekali untuk siswa tingkat PAUD, TK, dan SD secara gratis.
“Dengan minum susu diharapkan anak-anak mengurangi jajan,” imbuhnya.
Untuk diketahui, kegiatan ‘Minum Susu Bareng Pak Wali’ dirangkaikan dengan Kampanye Sekolah Sehat, Deklarasi Sekolah Ramah Anak, Pemberian ATK (alat tulis) Siswa Miskin, dan Pemberian Insentif Pendidik PAUD.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Magelang Imam Baihaqi menambahkan, kegiatan ini bekerja sama dengan Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPMP4KB) Kota Magelang.
“Tujuannya agar anak-anak sekolah tumbuh sehat,” ucap Imam.
Sasaran gerakan adalah siswa PAUD, TK, dan kelas 1 atau usia 2-8 tahun yang merupakan usia emas dimana kebutuhan nutrisi harus tercukupi. Susu adalah makanan tambahan selain makanan dengan gizi seimbang lainnya.
“Nantinya, setiap hari akan ada sekolah yang diberikan susu untuk diberikan kepada siswanya. Sekaligus meningkatkan kesadaran orangtua. Seandainya program ini terputus, orangtua akan tetap memberi makanan yang bergizi pada anak. Khususnya susu,” terangnya.
Imam memastikan susu yang dibagikan adalah susu murni berkualitas yang diambil dari peternak di Kabupaten Boyolali dan sekitarnya.
Sementara itu, insentif pendidik PAUD diberikan kepada 336 guru dengan total anggaran Rp 1,7 miliar. Besaran insentif yang diterima setiap guru bervariasi, kisaran Rp 250.000 – Rp 650.000 per orang, tergantung tingkat pendidikan terakhir.(prokompimkotamgl)