KOTA MAGELANG – Pertemuan Pramuka Siaga 2023 (Pesta Siaga) Kwarda Jawa Tengah Binwil Kedu digelar di Taman Kyai Langgeng Eco Park di Kota Magelang, Sabtu (18/3/2023). Sebanyak 330 siswa yang terbagi dalam 6 kontingen cabang mengikuti kegiatan tersebut.
Pesta Siaga Kwarda Jateng 2023 mengangkat tema ASIK (Aktif, Santun, Inovatif dan Kreatif), dengan motto Satyaku Kudarmakan, Darmaku Kubaktikan.
Ketua Penyelenggara Pesta Siaga Kwarda Jateng 2023, Nurwiyono menjelaskan, tujuan kegiatan ini adalah mewujudkan Pesta Siaga tahun 2023 sebagai wahana pertemuan besar Pramuka siaga dengan kegiatan menarik, menantang dan menggembirakan, mulai dari kwartir ranting, kwartir cabang dan binwil di Jateng.
Melalui kegiatan ini pula, diharapkan mampu membentuk pribadi Pramuka yang berkarakter mulia dan patuh pada orangtua, membina dan mengembangkan kekeluargaan dan persaudaraan antarsesama pramuka siaga.
“Kita ingin mengembangkan sikap terbuka antarpramuka siaga dengan tambahan pengalaman, pengetahuan serta kecakapan. Memupuk rasa persatuan dan kesatuan, wawasan kebangsaan serta kesadaran berbangsa dan bernegara,” jelas Nurwiyono.
Pemerintah Kota (Pemkot) Magelang pun menyambut baik kegiatan tersebut. Bunda Pesta Siaga Kota Magelang, Dwi Jarwanti Larsita mengatakan, kegiatan ini merupakan kegiatan rutin tahunan yang diselenggarakan oleh gerakan pramuka baik di tingkat ranting, tingkat cabang maupun di tingkat daerah.
Pesta siaga juga sebagai sarana pembelajaran bagi anggota pramuka siaga, dan sekaligus sebagai sarana untuk berlatih mandiri bagi anggota pramuka dalam melakukan kegiatan kehidupan yang sesungguhnya, baik dalam kehidupan keluarga maupun dalam kehidupan bermasarakat.
“Melalui forum ini bunda titip pesan kepada anak-anakku sekalian untuk senantiasa dijaga kebersamaan, kerukunan, serta rasa persaudaraan sehingga nantinya akan terwujud sebuah keserasian, serta kekompakan di antara kalian semua,” ucap Dwi, istri Pj Sekda Kota Magelang itu.
Hal yang lebih penting lagi, lanjutnya, era globalisasi dan modernisasi yang dirasakan sekarang ini, dan sekaligus karena berkembangnya tekhnologi informasi, telah mengakibatkan lunturnya nilai-nilai budaya daerah, dan kaburnya jiwa nasionalisme serta hilangnya wawasan kebangsaan bagi para generasi muda.
Banyaknya kenakalan remaja, hilangnya sopan santun atau unggah-ungguh serta lunturnya nilai budi pekerti merupakan contoh memudarnya rasa nasionalisme dan wawasan kebangsaan.
“Adanya pelaksanaan kegiatan Pesta Siaga ini adalah sebagai media yang tepat, yang mampu memupuk rasa nasionalisme dan wawasan kebangsaan bagi generasi muda,” jelasnya.
Seperti diketahui pramuka siaga adalah sebutan bagi anggota pramuka yang berumur 7-10 tahun. Pada usia dini tersebut pola pendidikan karakter akan sangat mudah diterima anak-anak.
Dwi ingin momentum seperti ini menjadi saat-saat yang membahagiakan bagi para peserta. Mereka saling bertemu, saling mengenal antara gugus satu dengan gugus yang lain, akan mengenal satu sekolah dengan sekolah yang lain, dan sebagai media untuk mencari teman sebanyak mungkin. (pemkotmgl)